Senin, 04 Desember 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN PESAN


Pada artikel ini kita akan membahas apa yang dimaksud dengan strategi pengembangan pesan dan apa yang menjadi tips/trik dalam pengembangan pesan itu sendiri agar dapat menjadi pesan yang memiliki nilai jal yang tinggi.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang tema kita di atas maka terlebih dahulu kita harus memahami kata demi kata dan kemudian baru merangkum dan mendefinisikannya sesuai dengan pengertian yang sesungguhnya.
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang apa yang dimaksud dengan strategi, oleh sebab itu kita langsung saja masuk kepada pembahasan apa yang dimaksud dengan pengembangan.
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2002 : 538).
Menurut  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  18  Tahun  2002 Pengembangan   adalah   kegiatan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi   yang bertujuan memanfaatkan kaidah  dan  teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya   untuk   meningkatkan   fungsi,   manfaat,   dan   aplikasi   ilmu pengetahuan  dan  teknologi  yang  telah  ada,  atau  menghasilkan  teknologi  baru.
Menurut  Seels  &  Richey (Alim  Sumarno,  2012) pengembangan  berarti proses   menterjemahkan   atau   menjabarkan   spesifikasi   rancangan   kedalam  bentuk  fitur  fisik. Pengembangan  secara khusus  berarti  proses  menghasilkan bahan-bahan  pembelajaran. Sedangkan  menurut  Tessmer  dan  Richey (Alim Sumarno,  2012) pengembangan memusatkan  perhatiannya  tidak  hanya pada analisis kebutuhan,  tetapi  juga  isu-isu  luas  tentang  analisis  awal-akhir,  seperti analisi   kontekstual.
Pengembangan secara  umum  berarti  pola pertumbuhan,  perubahan  secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.
Sedangkan pengertian pesan adalah : perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh sumber–encoder”. (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan.
Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan (Cangara, 2006 : 23).
Pengertian pesan itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendy adalah merupakan terjemahan dari bahasa asing “message” yang artinya adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. (Effendy, 1993)
Sastropoetro (1982:13) memberikan pengertian bahwa pesan (encoding) merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan telah disusun sedemikian rupa, sehingga menghindari timbulnya salah paham.

Pratikto (1987 : 42) mendefinisikan pesan dengan melihat dari bentuknya, yaitu : “Pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi lisan, sedangkan nonverbal adalah komunikasi dengan simbol, isyarat, sentuhan perasaan dan penciuman”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah suatu materi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk gagasan baik verbal maupun nonverbal, untuk menyatakan maksud tertentu sesuai dengan kebutuhan orang lain berkenaan dengan manfaat dan kebutuhannya.
Jadi strategi pengembangan pesan adalah sebuah cara kreatif dalam mengembangkan sebuah informasi atau maksud komunikator kepada komunikan agar menjadi sebuah maksud/pesan yang menarik untuk diketahui khalayak.
Dan tentu dalam sebuah strategi ada beberapa hal yang harus atau fatal untuk diperhatikan, berikut penjelasannya.
Untuk menciptakan komunikasi yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan sebaik mungkin, hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pesan yaitu:
1.      Pesan itu harus cukup jelas (clear). Bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2.      Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct). Pesan itu berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak meragukan.
3.      Pesan itu ringkas (concise) tanpa mengurangi arti sesungguhnya.
4.      Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting yang patut diketahui komunikan.
5.      Pesan itu nyata (concrite), dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada dan tidak sekedar kabar angin.
6.      Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.
7.      Pesan itu menarik dan meyakinkan (convinsing). Menarik karena dengan dirinya sendiri menarik dan meyakinkan karena logis.
8.      Pesan itu disampaikan dengan segar.
9.      Nilai pesan itu sangat mantap, artinya isi di dalamnya mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. (Siahaan, 1991)
Supaya pesan komunikasi mencapai sasaran yang dituju, maka diperlukan adanya faktor daya tarik, kejelasan dan kelengkapan yang dipergunakan.
Dikatakan oleh Schramm, untuk menciptakan daya tarik, pesan hendaknya dirancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa dan dilandasi upaya membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara memperoleh kebutuhan tersebut (Effendy, 1985).
Faktor daya tarik pesan berkaitan dengan motif komunikan. Disini dibutuhkan suatu imbauan pesan yang maksudnya adalah upaya komunikator untuk menyentuh motif yang dapat menggerakkan atau mendorong perilaku komunikan (Rakhmat, 1993).
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:
A. Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
B. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.

C. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja & Wahab,1987:61)
Dengan demikian sebuah strategi menjadi sangat penting dalam pengembangan pesan terkhusus bagi seorang praktisi PR. Bagaimana seorang praktisi PR dapat menaikkan citra perusahaan, memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, atau menjalin relasi dengan khalayak jika pesan yang disampaikan sama sekali tidak menarik bahkan tidak jelas. Oleh sebab itu strategi sangat penting dalam pengembangan sebuah pesan.
Referensi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL

Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat ...