Pada artikel ini kita akan membahas apa yang
dimaksud dengan strategi pengembangan pesan dan apa yang menjadi tips/trik
dalam pengembangan pesan itu sendiri agar dapat menjadi pesan yang memiliki
nilai jal yang tinggi.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang tema
kita di atas maka terlebih dahulu kita harus memahami kata demi kata dan
kemudian baru merangkum dan mendefinisikannya sesuai dengan pengertian yang
sesungguhnya.
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas
tentang apa yang dimaksud dengan strategi, oleh sebab itu kita langsung saja
masuk kepada pembahasan apa yang dimaksud dengan pengembangan.
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2002 : 538).
Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun
2002 Pengembangan adalah kegiatan
ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,
manfaat, dan aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada,
atau menghasilkan teknologi
baru.
Menurut
Seels & Richey (Alim
Sumarno, 2012) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau
menjabarkan spesifikasi rancangan
kedalam bentuk
fitur fisik. Pengembangan secara khusus
berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran. Sedangkan menurut
Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan memusatkan perhatiannya
tidak hanya pada analisis
kebutuhan, tetapi juga
isu-isu luas tentang
analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual.
Pengembangan secara umum
berarti pola pertumbuhan, perubahan
secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.
Sedangkan pengertian pesan adalah : perintah,
nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa
pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh
sumber–encoder”. (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka “pembicara” itulah
pesan, ketika menulis surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan.
Dalam Buku Pengantar Ilmu
Komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk
membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia
dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik,
gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan (Cangara, 2006 : 23).
Pengertian pesan itu sendiri
menurut Onong Uchjana Effendy adalah merupakan terjemahan dari bahasa asing
“message” yang artinya adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni
lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. (Effendy, 1993)
Sastropoetro (1982:13)
memberikan pengertian bahwa pesan (encoding) merupakan suatu kegiatan penting,
sulit dan menentukan apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti
kedalam lembaga yang berarti dan telah disusun sedemikian rupa, sehingga
menghindari timbulnya salah paham.
Pratikto (1987 : 42)
mendefinisikan pesan dengan melihat dari bentuknya, yaitu : “Pesan adalah semua
bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Yang dimaksud dengan komunikasi
verbal adalah komunikasi lisan, sedangkan nonverbal adalah komunikasi dengan
simbol, isyarat, sentuhan perasaan dan penciuman”.
Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah suatu materi yang disampaikan kepada
orang lain dalam bentuk gagasan baik verbal maupun nonverbal, untuk menyatakan
maksud tertentu sesuai dengan kebutuhan orang lain berkenaan dengan manfaat dan
kebutuhannya.
Jadi strategi pengembangan
pesan adalah sebuah cara kreatif dalam mengembangkan sebuah informasi atau
maksud komunikator kepada komunikan agar menjadi sebuah maksud/pesan yang
menarik untuk diketahui khalayak.
Dan tentu dalam sebuah
strategi ada beberapa hal yang harus atau fatal untuk diperhatikan, berikut
penjelasannya.
Untuk menciptakan komunikasi
yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan
sebaik mungkin, hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pesan yaitu:
1.
Pesan itu harus cukup jelas (clear). Bahasa yang mudah
dipahami, tidak berbelit-belit tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2.
Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct).
Pesan itu berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak meragukan.
3.
Pesan itu ringkas (concise) tanpa mengurangi arti
sesungguhnya.
4.
Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup
pesan mencakup bagian-bagian yang penting yang patut diketahui komunikan.
5.
Pesan itu nyata (concrite), dapat dipertanggung jawabkan
berdasarkan data dan fakta yang ada dan tidak sekedar kabar angin.
6.
Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.
7.
Pesan itu menarik dan meyakinkan (convinsing). Menarik karena
dengan dirinya sendiri menarik dan meyakinkan karena logis.
8.
Pesan itu disampaikan dengan segar.
9.
Nilai pesan itu sangat mantap, artinya isi di dalamnya
mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. (Siahaan,
1991)
Supaya pesan komunikasi
mencapai sasaran yang dituju, maka diperlukan adanya faktor daya tarik,
kejelasan dan kelengkapan yang dipergunakan.
Dikatakan oleh Schramm,
untuk menciptakan daya tarik, pesan hendaknya dirancang dan disampaikan dengan
sedemikian rupa dan dilandasi upaya membangkitkan kebutuhan pribadi dan
menyarankan beberapa cara memperoleh kebutuhan tersebut (Effendy, 1985).
Faktor daya tarik pesan
berkaitan dengan motif komunikan. Disini dibutuhkan suatu imbauan pesan yang
maksudnya adalah upaya komunikator untuk menyentuh motif yang dapat
menggerakkan atau mendorong perilaku komunikan (Rakhmat, 1993).
Menurut A.W. Widjaja dan M.
Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:
A. Informatif
Yaitu untuk memberikan
keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan
sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil
dibandingkan persuasif.
B. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan
yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita
sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak
sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi
diterima dengan keterbukaan dari penerima.
C. Koersif
Menyampaikan pesan yang
bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari
penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan
tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk
perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja &
Wahab,1987:61)
Dengan demikian sebuah
strategi menjadi sangat penting dalam pengembangan pesan terkhusus bagi seorang
praktisi PR. Bagaimana seorang praktisi PR dapat menaikkan citra perusahaan,
memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, atau menjalin relasi
dengan khalayak jika pesan yang disampaikan sama sekali tidak menarik bahkan
tidak jelas. Oleh sebab itu strategi sangat penting dalam pengembangan sebuah
pesan.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar