Senin, 27 November 2017

STRATEGI MEREK


Manusia merupakan makhluk sosial dimana tidak dapat hidup sendiri serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin berkembang. Salah satu sarananya adalah dengan melakukan komunikasi. Komunikasi adalah aktifitas dasar yang dilakukan manusia, dimana manusia dapat saling berhubungan dan saling bertukar informasi. Dengan komunikasi, manusia dapat saling mengutarakan informasi, ide, opini perasaan, pengetahuan dan sebagainya sehingga terjadinya timbal balik (feedback). Dengan adanya komunikasi, kegiatan-kegiatan manusia dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut membuat komunikasi menjadi aspek yang penting dalam kehidupan manusia.
Memasuki era globalisasi saat ini ternyata semakin banyak perusahaan baru yang berdiri, baik itu perusahaan yang besar atau yang kecil. Hal tersebut membuat persaingan antar perusahaan semakin kuat, baik bersaing dengan perusahaan baru lainnya, dan bersaing dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Diperlukan suatu strategi yang dapat membuat perusahaan tersebut maju dan dikenal oleh publik. Merek merupakan salah satu faktor pendukung yang berperan penting dalam membentuk citra perusahaan di mata konsumen. Merek merupakan sesuatu yang tentunya tidak asing di telinga kita, karena merek menjadi salah satu pertimbangan penting ketika kita akan membeli suatu produk.
Lamb (2001) berpendapat bahwa “Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”(hlm.421).
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), “Merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produk-produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa”(hlm.19). Perbedaan tersebut bisa bersifat rasional dan tangible( terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional danintangible (berkenaan dengan representasi merek).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa merek  adalah suatu nama, istilah, simbol, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya yang digunakan untuk mengidentifikasikan produk dan membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.  

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), Merek bermanfaat bagi produsen, sebagai:
1.                  Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.  
2.                  Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 
3.                  Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 
4.                  Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 
5.                  Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 
6.                  Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang(hlm.20).
Menurut Kotler dalam Kismono (2001), merek dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu:
1.                  Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan.  
2.                  Brand mark adalah suatu simbol atau desain yang digunakan untuk memberikan identitas pada produk atau untuk membedakannnya dengan produk lain.
3.                  Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk fisik atau sifat manusia(hlm.335).

Merek merupakan strategi jangka panjang yang memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi si pemilik merek. Merek juga merupakan suatu tanda pembeda atas barang atau jasa dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai tanda pembeda maka merek dalam satu klasifikasi barang atau jasa, tidak boleh memiliki persamaan antara satu dengan yang  lainnya. Merek atas barang lazim disebut sebagai merek dagang yaitu merek yang digunakan/ditempelkan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum.
Merek tidak dapat memiliki pengaruh yang baik dan menghasilkan tujuan dengan masksimal bila tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang. Dan perencanaan dalam perancangan dan pelaksanaan merek ini disebut strategi merek. Lantas apa yang dimaksud dengan strategi? Berikut kita pahami apa yang dimaksud dengan strategi itu.  
Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurutnya strategi senantiasa berorientasi kepada cara dan hasil akhir. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah cara atau konsep dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008). Anthony, Parrewe dan Kacmar menambahkan bahwa misi dan tujuan organisasi yang di formulasikan dengan penuh pertimbangan adalah sebuah strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah penggabungan beberapa unsur pendukung keberhasilan yang dijadikan pedoman melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Jadi setelah memahami apa itu strategi dan merek maka kita akan melihat secara kesatuan apa yang dihasilkan sebuah strategi merek itu sendiri? Dan apa manfaatnya bagi sebuah perusahaan.
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian yaitu:
1.                  Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.
2.                  Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.  
3.                  Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 
4.                  Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu.  
5.                  Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.
6.                  Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Menurut Shimp (2003), nama yang dipilih untuk suatu merek harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1.                  Mempengaruhi kecepatan konsumen dalam menyadari suatu merek. 
2.                  Mempengaruhi citra merek. 
3.                  Memainkan peran penting dalam pembentukan ekuitas merek
Dalam kegiatan mempromosikansuatu merek, atribut merek saja tidak cukup. Pertama karena konsumen tidak akan tertarik pada atribut merek bila dibandingkan dengan manfaat merek, kedua pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut, dan yang ketiga atribut yang sekarang mungkin nanti di kemudian hari akan kurang bernilai, sehingga merugikan merek yang terlalu terikat pada atribut tersebut.
Menurut Freddy Rangkuti (2002), merek bila dilihat dari sudut pandang konsumen, akan mempermudah pembelian. Merek membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk tersebut.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan, karena merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan pada suatu display. Merek juga dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan dengan produk-produk sejenis yang berbeda.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, terminologi, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing.
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Oleh sebab itu strategi yang tepat sangat diperlukan bagi sebuah merek.

Referensi
Effendy, Onong Uchan.2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :  PT
Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL

Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat ...