Senin, 25 September 2017

MEDIA RELATIONS PR DIGITAL

Bagaimana Hubungan Media di Era Internet?
Media Relations (Hubungan Media) adalah aktivitas menjalin hubungan baik dengan  wartawan, kalangan pers, atau media massa.
Hubungan media merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi  dilakukan humas atau PR sebuah instansi /perusahaan. Tujuan utama media relations adalah membangun citra positif (image building) sebagai tugas utama humas.
Media Relations dilakukan guna memperoleh publisitas, pemberitaan, atau liputan media seluas mungkin.
Bentuk Media Relation paling populer adalah Siaran Pers dan Konferensi Pers.
Umumnya keberhasilan dan popularitas seorang tokoh atau sebuah instansi/organisasi dicapai berkat keberhasilannya membangun hubungan baik dengan media.
Dengan terjalinnya hubungan baik itu, media potensial senantiasa mempublikasikan setiap kegiatannya yang positif dan “berhati-hati” dalam pemberitaan yang negatif.
Menurut Al & Laura Ries dalam buku The Fall of Advertising and The Rise of PR, untuk dapat memenangi kompetisi atau satu-satunya cara untuk mengalahkan kompetitor adalah dengan cara memenangkan “pertempuran” di media massa.
Media Relations wajib dilakukan Humas (Public Relations) sebuah lembaga agar berdampak pada meningkatnya brand image atau popularitas.
Liputan atau pemberitaan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan.
Fungsi media relations
  1. Meningkatkan citra perusahaan.
  2. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
  3. Meningkatkan point of selling dari produk dan jasa.
  4. Membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis.
  5. Meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu.
Pemahaman Media
Media Relations membutuhkan pemahaman tentang media, meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Editorial Policy, yaitu kebijakan redaksional –kriteria berita/tulisan yang layak muat (fit to print) atau layak siar (fit to broadcast) berdasarkan visi, misi, dan rubrikasi media.
  2. Frequency of Publication –periode terbit, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya.
  3. Copy Date atau Dead Libe –batas waktu masuknya berita ke editor/redaksi.
  4. Printing Process –proses percetakan atau penerbitan.
  5. Circulations Area –cakupan wilayah sebaran media atau jangkauan pembaca/audiens.
  6. Readership Profile -karakteristik pembaca, penonton, atau pendengar, dari segi kelompok umur, jenis kelamin, tingkat sosial, profesi, hobi dan minat, kebangsaan, kelompok etnis, agama, dan orientasi politik.
  7. Distribution Method — cara penyebaran media, misalnya dijual eceran di toko buku, eceran langsung di ter­minal, rumah ke rumah, atau berlangganan. (Jefkins, 1991).
Penulisan Humas
Jenis-jenis naskah untuk dikirim/dimuat di media massa antara lain:
  1. Press Release — informasi tertulis atau naskah berita.
  2. Feature –karangan khas.
  3. Artikelnaskah opini.
  4. Advertorial (Pariwara)iklan berupa berita, feature, atau artikel.
  5. Surat Pembaca –misalnya memberikan Hak Jawab.

Jenis-jenis Media Relations
  1. Press Conference (Konferensi Pers) —mengundang wartawan untuk berdialog dengan materi yang telah disiapkan (Press Kit, Media Kit).
  2. Press Briefing (Jumpa Pers) –penyampaian informasi dalam sebuah kegiatan.
  3. Special Eventkegiatan khusus yang melibatkan media, misalnya menjadi sponsor lomba penulisan jurnalistik. 
  4. Media Visit (Kunjungan Media) –berkunjung ke kantor media.
  5. Undangan Peliputanmengundang wartawan untuk meliput acara.
  6. Press Gathering –mengundang media untuk berkumpul secara informal, misalnya jamuan makan malam.
  7. Press Luncheon –jamuan makan siang.
  8. Maintenance Lobby — misalnya minum kopi bersama, nonton bareng.
  9. Press Tour meng­ajak wartawan berkunjung ke suatu tempat.
Tips Konferensi Pers
  1. Tentukan isu bernilai berita.
  2. Tetapkan juru bicara.
  3. Siapkan Media Kit/Press Kit, termasuk Press Release.
  4. Siapkan sarana presentasi, misalnya LCD Projector.
  5. Susun daftar undangan.
  6. Tenentukan waktu dan tempat.
Tips Siaran Pers
  1. Siaran pers dengan format berita setengah jadi.
  2. Berpedoman pada rumus berita 5W+1H.
  3. Gunakan gaya penulisan jurnalistik/
    bahasa jurnalistik
  4. Ringkas, tidak lebih dari satu halaman.
  5. Cantumkan nomor telepon dan nama yang bisa dikonfirmasi (diwawancara). 
Pola hubungan antara Humas (PR) dan wartawan (media) menjadi lebih personal dan intens. Informasi perusahaan dapat dikomunikasikan secara real time sekaligus beragam lewat akun media sosial pribadi praktisi PR.
Selain itu, pengertian hubungan media juga meluas. Dari yang semula hanya berupa hubungan dengan kalangan insan media, kini meluas menjadi hubungan dengan netizen atau pengguna akun media sosial dan pengguna website.
Keterampilan PR Practisioner atau stah Humas pun harus dikembangkan dengan skills manajemen konten website dan media sosial.
Slide berikut ini menggambarkan tupoksi baru Humas di Era Internet, termasuk tentang Internet Media Relations atau Hubungan Media Era Digital.

Syarat Utama Humas: Bisa Menulis

Sejak dulu, menguasai ilmu dan teknik jurnalistik menjadi syarat utama humas.
Di era modern, syarat bisa menulis kian mutlak. Pasalnya, humas saat ini bukan saja harus piawai berbibaca secara lisan kepada media, tapi juga harus mahir menulis press release dan membuat berita untuk media internal, blog perusahaan, dan posting di media sosial perusahaan.
Itulah sebabnya, muncul istilah sekaligus teknik kehumasan dan pemasaran modern berupa:
  • Jurnalisme Perusahaan, yaitu aktivitas jurnalistik untuk kepentingan perusahaan, instansi, atau organisasi, dengan membuat situs web untuk branding.
  • Corporate Blogging, yaitu membuat postingan di situs web perusahaan/instansi tentang dinamika/kegiatan lembaga plus informasi lain yang terkait dengan visi, misi, peran, dan fungsi lembaga.
Jadi, kian jelas, menguasai keterampilan menulis (jurnalistik) menjadi syarat utama humas modern.
Praktisi Humas saat ini bukan saja harus piawai berbibaca secara lisan kepada media (speaking skills), tapi juga harus terampil menulis konten situs web (content writing) dan mahir mengelola media sosial (corporate social media).
Era internet membuat skills staf Humas (Public Relation Officer) juga harus bisa menjalankan tugas kehumasan secara online (Humas Online, PR Online, Cyber PR), sebagaimana para bidang pemasaran yang harus mampu mengelola pemasaran online (Online Marketing).

Humas Harus Terampil Menulis

“Writing is the number one skill of PR practitioners,” kata Craig Pearce dalam blognya, craigpearce.info. Menulis adalah keterampilan nomor satu bagi praktisi Humas.
Bahkan, “It’s more important than being a nice person. Seriously,” tegasnya. Keterampilan menulis lebih penting ketimbang “orang baik”.
“Tidak ada PR tanpa keterampilan menulis,” imbuh Todd Hunt.
Praktisi humas harus terampil menulis dengan baik –dari segi substansi dan tata bahasa. Publik saat ini tidak hanya bergantung pada wartawan atau media mainstream  untuk mengakses informasi.

Jurnalistik untuk Praktisi Humas

Dunia internet global makin tak berbatas. Peristiwa di ujung Merauke dengan cepat menyebar hingga Sabang dalam hitungan detik.
Era media sosial telah mengubah pola komunikasi saat ini. Publik tidak lagi menunggu wartawan dalam menyebarkan informasi.
Kini selain melalui media massa, seorang praktisi humas dapat menyapa publik secara langsung melalui kanal media sosial, media sosial, blog, dan laman perusahaan (situs web).
Untuk itulah seorang praktisi humas dituntut dapat menulis dengan baik, termasuk terampil menulis siaran pers.
Siaran pers yang baik harus disampaikan secara rinci, lugas, jelas dan mudah dimengerti oleh pembacanya.
Siaran pers juga harus disertai dengan foto penunjang seperti kegiatan perusahaan. Syarat utama, keduanya harus mempunyai kelayakan nilai berita, sehingga dapat dilirik oleh media massa, juga menarik pembaca.
Keterampilan jurnalistik akan membuat praktisi humas mampu merumuskan pesan kunci perusahaan yang bernilai berita dan mengemasnya menjadi materi komunikasi yang menarik dan penting.
Selain itu, dengan keterampilan jurnalistik, praktisi humas mampu memaksimalkan media sosial, blog, laman perusahaan dalam menyebarluaskan informasi kepada publik secara luas dan efektif, termasuk meluruskan disinformasi atau melakukan counter issue.
Praktisi Humas adalah orang pilihan karena merekalah jendela atau gerbang dari keluar-masuk informasi bagi publik.
Era internet, terutama media sosial, juga membuat semua instansi/perusahaan kini bukan hanya punya klien atau konsumen, tapi juga punya audiens, yakni followers. Pengikut atau publik dunia maya harus dilayani, bukan dijauhi, apalagi dimusuhi.

Senin, 18 September 2017

ETIKA PUBLIC RELATION

ETIKA PUBLIC RELATION

A. PEMAHAMAN TENTANG ETIKA
Kata etika sering disebut dengan istilah etik, atau ethics dalam bahasa Inggris yang mengandung banyak pengertian. Dari segietimologi istilah etika berasal dari kata latin “Ethicus” sedang dalam bahasa Yunani “Ethicos” yang berarti kebiasaan.  Yang menurut pengertian asli dikatakan baik itu apabila sesuai dengan masyarakat, kemudian lambat laun pengertiannya berubah bahwa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia mana yang dapat dinilai baik dan yang dapat dinilai tidak baik.
Sedangkan menurut Muhamad Mufid dalam buku etika dan filsafat komunikasi (2009;173--) mengatakan secara etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Yunani: “ETHOS” yang berarti dalam bentuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang , kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir sedang dalam bentuk jamak ,: “TA ETHA” berarti adat kebiasaan.
Etika didalam pengertian bisa diartikan sebagai suatu kode etik yang membatasi diri seseorang dalam berprilaku yang berdasarkan nilai-nilai yang ada dan norma-norma yang akan menjadikan suatu tuntutan dalam setiap diri seseorang. Didalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional yang diperlukan suatu sistem yang akan mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul, dalam sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Dalam pergaulan bermaksud untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingan serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentang dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang akan mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.


B. ADA DUA MACAM ETIKA YANG HARUS KITA PAHAMI BERSAMA DALAM MENENTUKAN BAIK DAN BURUKNYA PRILAKU MANUSIA

1. ETIKA DESKRIPTIF,  yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF,  yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan

C.  ETIKA SECARA UMUM DAPAT DIBAGI MENJADI

1. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

D. FUNGSI KODE ETIK
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
IPRA (International Public Relation Association) merumuskan kode etik humas :
·         Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan kode IPRA.
·         Perilaku kepada klien dan karyawan :
-     Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan,
-     Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan,
-     Menjaga kepercayaan klien dan karyawan,
-     Tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain,
-     Tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain,
-     Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
·         Perilaku terhadap publik dan media :
-     Memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang,
-     Tidak merusak integritas media komunikasi,
-     Tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan,
-     Memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani,
-     Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani kepentingan pribadi yang terbuaka.
·         Perilaku terhadap teman sejawat :
-          Tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain,
-          Tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya,
-          Bekerja sama dengan anggota lain dalam menunjunjung tinggi danmelaksanakan kode etik ini.


E.  PENTINGNYA ETIKA DALAM INDUSTRI KEHUMASAN
Menurut Soekotjo, 1993 dalam buku dasar-dasar Public Relations. Soleh Soemirat mengatakan: Telah kita ketahui ciri hakiki manusia bukanlah dalam pengertian wujud manusia (human being) melainkan proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, tingkah laku  dll  serta aspek-aspek yang menyangkut kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia.

Dalam hubungannya dengan kegiatan manajemen sikap itislah yang harus ditunjukkan seorang humas dalam profesinya sehari-hari maka harus menguasai etika yang umum dan tidak umum antara lain sebagai berikut.:
1.      Good communication for internal and external public.
2.      Memberikan kepada bawahan atau karyawan adanya sense of belonging & sense of wanted pada perusahaannya (merasa diakui atau dibutuhkan).
3.      Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utamanya.
4.      Etika sehari-hari dalam berkomunikasi atau berinteraksi harus tetap dijaga.
5.      Menyampaikan informasi penting pada anggota atau kelompok yang berkepentingan.
6.      Menghormati prinsip-prinsip rasa hormat terhadap nilai-nilai manusia.
7.      Menguasai tehnik-tehnik cara penanggulangan kasus-kasus sehingga dapat memberikan keputusan dan pertimbangan secara bijaksana.
8.      Mengenal batas-batas berdasarkan pada moralitas dalam profesinya.
9.      Penuh dedikasi dalam profesinya.
10.  Menaati kode etik humas.

Etika dalam industri kehumasan ialah suatu etika yang berfungsi sebagai penyanggah industri humas dalam menghadapi massa yang akan datang. Dengan adanya etika dalam industri kehumasan diharapkan pergeseran nilai-nilai dan budaya serta mengeluarkan pendapat yang lebih ekstrim dan dapat ditekan agar tidak terlalu terbuka. Dengan adanya etika profesi kehumasan diharapkan para pelaku atau kelompok-kelompok yang menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengaku profesional dapat dihilangkan.
Etika dalam industri kehumasan juga dapat dikatakan dengan etika sosial. Etika sosial adalah menyangkutkan hubungan manusia dengan baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap setiap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dalam pengertian etika sosial ini juga berkaitan dengan etika profesi, etika profesi adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap dan sesuai, tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan dan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Di antara praktisi public relation terdapat perbedaan pendapat yang besar mengenai apakah public relations adalah suatu karya seni, ketrampilan, atau sebuah profesi dalam pengertian yang sama denagn kedokteran dan hukum. Ada juga gagasan, yang dikembangkan oleh banyak profesional dan PRSA bahwa yang palig penting adalah bagi individu bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang profesional dalam bidang ini. Kemudaian seorang praktisi humas harus memiliki: rasa kemandirian; rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan kepentingan umum; kepedulian nyata terhadap kompentensi dan kehormatan profesi ini secara menyeluruh; kesetiaan yang lebih tinggi terhadap standar profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak yang memberi pekerjaan kepadanya pada saat itu. Hambatan besar bagi profesionalisme adalah sikap banyak praktisi itu sendiri terhadap pekerjaan mereka, mereka memandang lebih tinggi arti keamanan kerja prestise dalam organisasi, jumlah gaji, dan pengakuan dari atasan dibandingkan nilai-nilai tersebut.
International Public Relation Association (IPRA) menyatakan kode etik humas yang kemudian diterima dalam konvensi-nya di Venice pada Mei 1961, isinya adalah:
1. integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan kode IPRA
2. perilaku kepada klien dan karyawan:
a. perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan;
b. tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan;
c. menjaga kepercayaan klien dan karyawan;
d. tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain;
e. tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain;
f. menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.

3. perilaku terhadap publik dan media:
a. memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang;
b. tidak merusak integritas media komunikasi;
c. tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan;
d. memberikan gambarabyang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani;
e. tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani kepentingan pribadi yang terbuaka
4. perilaku terhadap teman sejawat:
a. tidak melukai secara senaga reputasi profesional atau praktek anggota lain;
b. tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya;
c. bekerja sama dengan anggota lain dalam menunjunjung tinggi danmelaksanakan kode etik ini.

Selain pentingnya etika di dalam kehumasan juga tuntutan keprefosionalan dalam kehumasan juga sangat penting didalam menyandang sebuah industri kehumasan sangatlah erat dengan kode etik masing-masing di setiap profesi maupun di industri kehumasan. Didalam kode etik  kehumasan/PR merupakan bagian dari etika moral terapan dari pemikiran etis yang berkaitan dengan perilaku atau industri didalam kehumasan yang berpedoman dengan tindakan etik mana yang harus dan mana yang tidak harus dilakukan.
Kode etik kehumasan dapat berlangsung dengan baik apabila dijiwai dengan cita-cita dan nilai luhur yang hidup dalam lingkunga kehumasan karena merupakan perumusan moral yang jadi tolak ukur bagi perilaku. Dengan etika PR diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seorang profesional kehumasan dalam menjalani pekerjaanya dengan selaras tanpa ada penyimpangan-penyimpangan yang menciderai profesinya.
2.7. Etika Sebagai Pencipta Hubungan baik dengan Klien
Sesuai yang telah dipaparkan oleh IPRA terdapat fungsi Public Relation terhadap kliennya. Etika profesi kehumasan dapat menciptakan hubungan sinergis antara organisasi dengan kliennya.  Pelayanan terhadap klien seharusnya dapat menjadi perhatian khusus oleh Public Relation karena sebagai fungsi menejemen yang berada di organisasi atau perusahaan peran humas dan hubungannya sangat dekat dengan klien dan bahkan menjadi pihak penengah antara organisasi dengan kliennya.
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
  1. memberikan penerangan kepada publik,
  2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
  3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
             Kesan (image),kesan disini berarti "gambaran yang diperoleh seseorang tentang suatu fakta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengertian mereka (terhadap suatu produk, orang, atau situasi)".
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang humas haruslah memiliki etika,  bertindak secara professional, dan menunjukan sikap etis dalam kehidupan sehari-hari. Seorang humas juga harus menguasai etika-etika umum keprofesionalitasan dan etika-etika khusus seorang humas pada khususnya. Seorang praktisi humas harus memiliki rasa kemandirian, rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan kepentingan umum, kepedulian nyata terhadap kompentensi dan kehormatan profesi ini secara menyeluruh, kesetiaan yang lebih tinggi terhadap standar profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak yang memberi pekerjaan kepadanya pada saat itu. Seorang profesional humas harus mampu bekerja atau bertindak melalui pertimbangan yang matang dan benar, yaitu dapat membedakan secara etis mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak, sesuai dengan pedoman kode etik profesi yang disandang.
Jadi etika dalam industri kehumasan sangatlah penting. Etika sebagai kontrol bagi diri pribadi seorang humas juga sebagai kontrol dalam industri kehumasan itu sendiri. Tanpa adanya etika, maka profesi humas tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu pelaksanaan etika dalam indutri humas akan menciptakan sinergi atau hubungan yang baik antara perusahaan atau organisasi dengan kliennya.

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KODE ETIK PR
KELEBIHAN :

Kode etik public relation secara garis besar memiliki kelebihan berupa aturan yang mencakup seluruh aspek dalam public relation .
Seluruh aspek kerja public relation telah benar-benar teratur dan terdisiplinkan.
Beberapa Aspek itu antara lain :
Ø  Code of conduct –etika perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi, klien dan majikan, media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
Ø  Code of profession – etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
Ø  Code of publication – etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
Ø  Code of enterprise —menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti hukum perizinan dan usaha, hak cipta, merk, dll.

Dengan keseluruhan isi membahas etika , tanggung jawab , hingga larangan seorang public relation dalam bertugas , kode etik ini benar-benar telah mendasari seluruh aspek dari seorang public relation .

KEKURANGAN :

Kekurangan aspek ini adalah terlalu terfokus pada aturan mengikat dan tidak menambahkan sudut pandang seorang humas atau PR dalam situasi yang nyata .
Meski secara garis besar kode etik ini nyaris sempurna , tetapi bila ditelaah secara mendalam terdapat beberapa aspek yang terkesan terlalu mengikat seorang praktisi PR .
Misalnya seperti tertera pada pasal 7 tentang pembayaran :
PASAL 7
Sumber sumber Pembayaran
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan jelas dari kliennya.

HAL-HAL YANG PERLU DITAMBAHKAN

Hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki dalam kode etik ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai pasal-pasalnya { tidak dengan kalimat yang bertele-tele } .

Selain itu perlu ditambahkan sedikit pembaruan yang mengikutsertakan pandangan hak seorang praktisi PR dalam menjalankan aturan dan kode etik tersebut .

DAFTAR PUSTAKA


Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Galia Indonesia.
Nesia, Andin. 2014. Dasar-Dasar Humas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruslan, Rosady. 2008. Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Buku Materi Pokok SKOM4103 Hubungan Masyarakat, Liestianingsih Dwi Dayanti, dkk, Jakarta: Universitas Terbuka,2007

Minggu, 17 September 2017

ALAT PR DIGITAL




Apa yang dimaksud dengan alat PR digital dan apa saja alat-alat tersebut?
agar lebih mudah kita memahami materi ini maka, terlebih dahulu kita harus tahu apa saja yang menjadi tugas dan kegiatan PR/Humas.

1. Tugas Humas
Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
b. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
c. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.

2. Kegiatan Humas
Kegiatan merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya adalah implementasi dari tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya secara mennyeluruh.
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.

Setelah kita paham apa saja tugas dan kegiatan humas, baru kita akan membahas alat-alat yang digunakan dalam mendukung pekerjaan humas itu sendiri.

3. Alat-alat Humas 

A. Iklan
Perbedaan mendasar iklan sebagai alat marketing dan iklan sebagai alat humas adalah dengan melihat pesan yang diiklankan. Selama pesan iklan berkaitan dengan prodok, maka dapat dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat marketing. Namun, ketika iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka saat itu iklan merupakan alat atau media humas. Menurut Rhenald Klasik setidaknya ada empat jenis iklan korporat :
1. Public Relations Advertising
Yaitu iklan yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan tujuan menjelaskan tentang suatu hal menyangkut pelayanannya. Misalnya: pindah gedung, keterlambatan pelayanan, permintaan maaf, ucapan terimakasih,dll.
2. Institusional Advertising
Iklan jenis ini bertujuan untuk memperkuat image dan awareness. Pesan-pesan yang disampaikan cenderung lebih filosofis. Misalnya, tentang kotribusi perusahaan terhadap masyarakat, tentang keberhasilan perusahaan, visi misi perusahaan, pelayanan masyarakat, dan sebagainya.
3. Corporate Identity Advertising
Yaitu jenis iklan yang menampilkan beberapa identitas perusahaan yang terdiri dari grafik logo, warna identitas, nama perusahaan dan desain fisik lainnya.
4. Recruitmenet Advertising
Bentuk, ukuran, desain, penggunaan kata-kata, dan kejujuran dalam iklan lowongan pekerjaan menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat untuk menilai reputasi perusahaan.
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya imagenegatif tentang perusahaan.
B. Pameran
Selain iklan pameran juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan humas. Kegiatan pameran, baik yang diadakan sendiri maupun oleh organisasi lain, merupakan ajang publikasi yang baik. Disinilah humas memanfaatkan pameran untuk memperoleh publisitas. Petugas humas melobi pejabat atau tokoh masyarakat yang diminta membuka pameran untuk mengunjungi standperusahaannya Hal ini diharapkan pers dapat mengabadikan foto pejabat dengan latar belakangstand pameran kita kemudian untuk ditampilkan dalam media masa.
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
C. Media Internal
Media internal atau dikenal dengan istilah majalah Ing-griya, perusahaan suatu terbitan yang ditunjukkan untuk publik internal (karyawan dan keluarga karyawan), berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, tujuannya diciptakan untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan.
D. Fotografi
Dalam humas, foto sangat diperlukan sebagai bahan publikasi, laporan, berita, iklan, maupun untuk kepentingan arsip/dokumentasi. Foto-foto ini diambil oleh fotografer yang professional dengan sutradara seorang humas yang terlatih. Humas harus tetap mengambil kemudi dalam hal pengambilan dan penyimpanan foto ini tentu ada alasannya. Karena bagaimanapun, foto yang digunakan untuk keperluan publikasi maupun yang lain mestinya tidak boleh bertentangan dengan terjaganya image perusahaan.
E. Film
Film bagi humas merupakan media komunikasi, instruksi, riset dan sebagainya. Melalui film humas dapat menyampaikan pesan-pesannya. Tidak hanya film documenter, film cerita pun merupakan media yang efektif. Semuanya mengajak masyarakat untuk memaklumi kelemahan-kelemahan profesionalnya, menghargai kejujuran, dan bertepuk tangan atas pengorbanannya. Artinya kembali tujuan film itu adalah membentuk image positif.

F. Pers
Termasuk dalam kelompok media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan humas dalam hubungan ini adalah jumpa pers, press tour press clipping. Ada banyak keuntungan melakukan kegiatan berhubungan dengan pers. Tidak hanya memperoleh publisitas bila termuat di media mereka, melainkan humas juga dapat memposisikan pers sebagai sumber informasi dan evaluasi.
Guna memaksimalkan kinerja, praktisi humas Digital PR “wajib” menguasai:
  1. Blogging (ngeblog)
  2. Online Writing (menulis khas media online)
  3. Social Media Strategy (strategi mengelola media sosial),
  4. Search Engine Optimization (SEO) atau Pengoptimalan Mesin Pencari.
  5. dan Social Media Monitoring (pengawasan media sosial).
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) humas era digital akan lancar dilaksanakan jika menguasai semua itu.
Namun sangat disayangkan, tampaknya masih banyak praktisi humas terutama humas “plat merah” alias instansi pemerintah yang belum bisa menulis, belum akrab dengan blogging, kurang menguasai strategi media sosial, dan “malas” meng-update berita di websitenya tentang dinamika lembaga dan informasi publik.

silakan cek saja website-website instansi pemerintah! Padahal, setiap lembaga pemerintah wajib menyediakan informasi berkala dan update.

Menurut UU No. 14 Thn. 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), “Badan Publik berkewajiban menyebarluaskan informasi publik disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.”

Selasa, 12 September 2017

PR dan komunikasi Digital

About me : 

Jonathan Joe

Public Relation : sebelum kita membahas lebih jauh tentang PR dan komunikasi Digital maka terlebih dahulu kita harus memahami apa yang di maksud dengan PR dan komunikasi Digital itu sendiri.

1. Hubungan masyarakat (humas) 

Humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/organisasi. Humas merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris: Public Relations(sering disingkap PR) atau "Hubungan Publik".

Menurut International Public Relations Association (IPRA), Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka.

A. Tanggung Jawab Humas

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.


B. Tugas Humas


Contoh tugas Humas atau kegiatan staf PR adalah melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.

Konsep dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of Principle(Deklarasi Asas-Asas Dasar), yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data dan fakta.

Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950-an yang bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya.
Pekerjaan seorang humas adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang humas dalam mempromosikan pengertian dan pengetahuan akan seluruh fakta-fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi dengan sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati akan kejadian tersebut.

Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah:

  1. Membuat kesan (image), yaitu gambaran yang diperoleh seseorang tentang suatu fakta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengertian mereka (terhadap suatu produk, orang, atau situasi).
  2. Pengetahuan dan pengertian. Humas memiliki peran penting dalam membantu menginformasikan pada publik internal (dalam organisasi) dan publik eksternal (luar organisasi) dengan menyediakan informasi akurat dalam format yang mudah dimengerti sehingga ketidak-pedulian akan suatu organisasi, produk, atau tempat dapat diatasi melalui pengetahuan dan pengertian.
  3. Menciptakan ketertarikan. Humas juga harus dapat menciptakan ketertarikan publik dalam suatu situasi atau serial situasi, yang bisa jadi berpengaruh besar dalam suatu organisasi atau sekelompok orang.
  4. Penerimaan. Masyarakat mungkin bersikap melawan pada sebuah situasi karena mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi, atau mengapa hal tersebut terjadi. Profesi humas mempunyai peran kunci untuk menjelaskan sebuah situasi atau kejadian dengan sejelas-jelasnya sehingga ketidak-pedulian, dan bahkan sikap menentang, yang menjadi atmosfer disekelilingnya dapat diputar menjadi pengertian dan penerimaan.
  5. Simpati. Dengan mengemukakan informasi secara jelas dan tidak bias, umumnya merupakan cara yang berhasil untuk meraih simpati.


Humas adalah sebuah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh kemauan baik dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas. Dalam pekerjaannya, seorang humas membuat analisis ke dalam dan perbaikan diri, serta membuat pernyataan-pernyataan keluar.

Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.

Fungsi humas

Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Memberikan penerangan kepada publik,
  2. Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
  3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

2. Komunikasi Digital 

Menurut Fleishman-Hillard’s yang dikutip situs Pagoesdigital, pengertian “digital” erat kaitannya dengan komunikasi dijital atau “Digital Communications (noun)“. Fleishman mendefinisikan Digital Communicationssebagai berikut :

Digital Communications (n.) Myriad of outbound communications tactics that leverage digital technology to deliver messages: e-mail, video, text messaging, online advertising, paid search, optimized press releases, podcasts, vodcasts, etc.

Mungkin definisi diatas sangat mirip dengan maksud Digital Campaign. Tapi kalau kita perhatikan dengan seksama, maka nampak pengertian “Digital Communications” tersebut masih bersifat umum. Disini pengertian “tactics” & “messages” sangat luas dan belum dibungkus dengan suatu konteks yang khas dari pesan itu sendiri. Misalnya pesan apa yang mau dikomunikasikan dan apa tujuan pesan tersebut? Karena pesan menyangkut niatan manusia, maka barangkali perlu juga lebih definitif menjelaskan pesan yang bagaimana, tujuannya apa, dan kemana akan disampaikan? Apakah semua pesan dijital disebut suatu kampanye? Atau hanya pesan yang secara sistematis di desain untuk tujuan tertentu saja disebut kampanye dijital atau “Digital Campaign”.

Transmisi data, transmisi digital, atau digital komunikasi adalah transfer fisik dari data yang (adigital bit stream) melalui point-to-atau point-to-multipoint komunikasi saluran. Contoh saluran tersebut kabel tembaga, serat optik, nirkabel saluran komunikasi, dan media penyimpanan. Data direpresentasikan sebagai elektromagnetik sinyal, seperti tegangan listrik, gelombang radio, microwave, atau inframerah sinyal.

Sementara transmisi analog adalah transfer terus menerus berbagai sinyal analog, komunikasi digital adalah transfer pesan diskrit. Pesan yang baik diwakili oleh urutan pulsa melalui suatu kode baris ( baseband transmisi), atau dengan seperangkat terbatas terus menerus berbagai bentuk gelombang ( passband transmisi), dengan menggunakan digital modulasi metode. Modulasi dan demodulasi passband yang sesuai (juga dikenal sebagai deteksi) yang dilakukan oleh modem peralatan. Menurut definisi yang paling umum dari sinyal digital, baik baseband dan sinyal yang mewakili bit passband-aliran yang dianggap sebagai transmisi digital, sedangkan definisi alternatif hanya mempertimbangkan sinyal baseband sebagai digital, dan transmisi data digital passband sebagai bentuk digital ke konversi analog.

Data yang dikirimkan dapat pesan digital yang berasal dari sumber data, misalnya komputer atau keyboard. Ini juga dapat menjadi sinyal analog, seperti panggilan telepon atau sinyal video, digital menjadi aliran bit-misalnya dengan menggunakan pulsa modulasi code (PCM) atau lebih maju pengkodean sumber ( analog ke digital konversi dan kompresi data ) skema. Sumber ini coding dan decoding dilakukan oleh codec peralatan.

3. Hubungan PR dan Komunikasi Digital?
Teknologi Komunikasi adalah alat atau sistem yang dapat meningkatkan kemampuannya berkomunikasi atau mempermudah proses penyampaian dan penerimaan pesan. Dampak dari kemajuan teknologi komunikasi berdampak bagi berbagai bidang. Perubahan arus globalisasi mengharuskan kita mengubah bentuk organisasi menjadi fleksibel, ramping dan tanggap terhadap perubahan lingkungan Dunia usaha terutama sektor industry, beberapa hal harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mempertahankan citra dari peristiwa terhadap isu-isu yang melanda perusahaan atau lembaga tersebut. Disinilah peran Public Relation sebagai jembatan atau penghubung aspirasi masyarakat berfungsi.
Dengan kemunculan teknologi informasi, seorang PR dapat menerima atau mengirimkan informasi lebih cepat dan mendapatkan feedback dengan cepat pula. Perkembangan Teknologi yang semakin pesat menyebabkan banyaknya penemuan yang dapat memudahkan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi dapat membantu seseorang dalam mengatasi masalah yang mungkin muncul dari batas-batas jarak, ruang dan waktu. Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah membuat teknologi informasi menjadi ujung tombak perubahan-perubahan yang dirasakan manusia dimuka bumi ini.
Cepatnya teknologi yang berkembang membuat pola hidup masyarakatpun berubah.  Masyarakat yang sebelumnya agraris berubah menjadi masyarakat industri moderen, dari lamban ke era yang serba cepat, dari berasas nilai sosial menjadi konsumeris materialistis, dari kehidupan tergantung dari alam hingga menguasai alam perkembangan teknologi membuat kehidupan di zaman globalisasi ini menjadi lebih mudah dan praktis.
Teknologi yang berkembang ini memberikan kemudahan terhadap berbagai profesi, salah satunya aktivitas Public Relation. Salah satu contoh Tekonologi Moderen yang membantu kegiatan Public relation adalah Mailing List. Maling List adalah sarana diskusi secara elektronik yang berbasis e-mail. Cara kerja Mailing List adalah seorang penguguna cukup mengirimkan Email kesatu alamat e-mail yang kemudian disebarkan ke semua e-mail yang tergabung dalam mailing list tersebut. Ini  adalah salah satu keunggulan teknologi komunikasi yang menunjang aktivitas Public Relation untuk mempercepat pengiriman informasi. Keunggulan mailing list sebagai perkembangan teknologi sangat membantu Public Relation, karena proses Marketing dan PR dapat dilakukan teru menerus selama 24 jam sehari. Saat ini, penggunaan teknologi komputer semakain canggih dengan diproduksinya notebook yang sudah dilengkapi dengan modem dan teknologi wireless dan teknologi lainnya memudahkan dan mununjang seorang PR dalam melakukan tugasnya. Dengan menggunakan fasilitas internet, informasi yang disampaikan oleh PR dapat langsung diterima oleh publiknya tanpa perantara pihak ketiga dan begitu juga sebaliknya dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti website perusahaan dimana masyarakat publik dapat membaca langsung informasi yang diperlukan tanpa ada perantara.
Dalam era globalisasi peranan PR sangat diperlukan kinerjanya, perusahaan yang tidak memanfaatkan bidang tersebut bisa saja tertinggal karena tak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. PR bukanlah fungsi manajemen yang dapat berdiri sendiri, bersama komunikasi pemasaran lainnya akan membentuk Intergreted Marketing Communications, merupakan cara yang paling efektif dalam mengkomsumsikan pesan-pesan utama kepada publiknya.
Pentingnya bidang komunikasi dan hubungan masyarakat menjadi perhatin yang sangat serius bagi perusahaan. Setelah ditelaah fungsi komunikasi dan hubungan masyarakat akan sangat terasa saat perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan. Oleh karena itu, bidang komunikasi dan hubungan masyarakat perlu diberikan prioritas dalam dalam perusahaan. Keberadaan PR bukan hanya perlu untuk membina hubungan dengan pihak luar namun akan sangat penting untuk memberikan informasi kedalam baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan sendiri. Perusahaan yang berkeinginan menerapkan atau menciptakan suasana nyaman dilingkungannya harus menerapkan prinsip keterbukaan. Disinilah bidang komunikasi dan PR sangat berperan.
Public Relations sebagai salah satu pilar terpenting dalam komunikasi pemasaran untuk menciptakan reputasi perusahaan. Para praktisi PR memposisikan sebagai bagian yang mengkomunikasikan sasaran dan pesan-pesan utama, target, dan rencana-rencana perusahaan. Integreted Marketing Comunications merupakan cara yang paling efektif dalam mengkomunikasikan sasaran dan pesan-pesan utama, target, dan rencana-rencana perusahaan.
Tantangan praktisi PR khususnya pada era kemajuan teknologi seperti saat ini adalah perannya sebagi pengelola hubungan, kepercayaan, ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Peran ini seharusnya didukung oleh status PR sebagai interpreter perusahaan. Praktisi PR harus selalu menjadi seseorang yang peka terhadap informasi dan harus memiliki nalar yang tajam terhadap multi kultural dan international yang melingkupi publik suatu perusahaan.
Beberapa pekerjaan kini dapat dipermudah oleh kehadiran teknologi komunikasi. Demikian juga dengan perusahaan, instansi pemerintahan, individu, maupun kelompok, mereka menggunakan inovasi dari teknologi komunikasi untuk membentuk citra, menyelesaikan masalah, mengatur kegiatan, menjalin hubungan dengan orang atau relasi lainnya, mempromosikan atau mengumumkan sebuah berita, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan beberapa kegiatan yang lazim dilakukan oleh seorang Public Relation atau biasa disingkat dengan PR.
Pada era globalisasi sekarang ini PR semakin mengikuti perkembangan zaman, internet menjadi sarana pilihan efektif bagi praktisi PR untuk melakukan kegiatannya. Kegiatan PR menemukan kembali standar dan metodologi untuk melindungi, mengelola, dan memelihara aset paling berharga, yaitu citra atau image yang akan meningkatkan kepercayaan dan reputasi.
Internet merupakan salah satu inovasi teknologi komunikasi yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Bahkan, internet membuat banyak orang bergantung kepadanya. Kehadiran internet membuat seolah dunia tanpa batas. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Kemudahan yang berdampak pada setiap lini kehidupan manusia, salah satunya adalah kegiatan public relations (PR).
Perkembangan profesi PR sangat berpengaruh kepada perkembangan medianya pula. Dimulai dari public relations kuno hingga munculnya PR modern. Maka, media yang digunakan oleh PR pun terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu media sangat tradisional, media tradisional, dan media kontemporer. Contoh dari media sangat tradisional adalah kentongan, bedug, calung, wayang, angklung, api unggun, kendang, dan seni atau budaya tradisional lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan media tradisional adalah media konvensional yang sering digunakan pada saat ini, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Selanjutnya adalah media kontemporer yang merupakan media masa kini atau terbaru. Media kontemporer ini identik dengan sebutan web 2.0 yang dibagi menjadi tiga, yaitu media massa online seperti newspaper online atau digital radio, media non massa online seperti chating atau teleconfrence, dan sosial media online seperti facebook atau twitter.
Saat ini, media kontemporer lah yang sedang digandrungi oleh berbagai kalangan, termasuk kalangan profesi PR. Maka, Anda akan mendengar istilah cyber PR. Cyber PR adalah PR yang dilakukan dengan sarana Media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust), pemahaman, citra perusahaan/organisasi kepada publik/khalayak dan dapat dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif.
Kini, hampir seluruh aktivitas PR dapat dilakukan menggunakan teknologi internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi, melakukan hubungan dengan pengguna informasi dan yang lebih hebatnya lagi bahwa management kehumasanpun dapat dilakukan di internet. Dengan demikian, kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, di mana program kehumasan konvensional menegelurkan budget hampir ratusan juta, jika program tersebut dilakukan di dunia internet akan jauh lebih murah.
Perkembangan teknologi komunikasi, menyadarkan kita akan sebuah dunia baru dengan interaksi tanpa batas. Perkembangan internet ini pun, mengubah pola interaksi masyarakat berupa interaksi bisnis, ekonomi, sosial, juga budaya. Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. Sebagai seorang public relations, sudah sepatutnya siap dalam menghadapi tantangan global ini. Manfaat teknologi komunikasi bisa baik ataupun buruk tergantung kepada pemakainya, mampukah ia menjadikannya “senjata” atau “boomerang” bagi dirinya sendiri.

Referensi:

  • Drs. Soleh Soemirat, M.S & Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : Rosdakarya.
  • Philip Henslowe, Public Relations- A Practical Guide To The Basics. Crest Publishing House 2003. 
  • Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. RajaGrafindo. Jakarta. 2005.
  • Wikipedia

MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL

Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat ...