Sabtu, 09 Desember 2017

MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL


Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperbincangkan dan wajib dipahami oleh setiap unsur perusahaan yang ada karena kedua kata ini dapat menunjang keberlangsungan hidup perusahaan.
Lantas seberapa pentingkah manajemen dan reputasi itu? Dan bagaimana jika kedua kata itu digabungkan menjadi manajemen reputasi? Kemudian bagaimana yang dimaksud dengan manajemen reputasi PR digital? Mari kita simak penjelasan berikut.
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan suatu organisasi dengan cara bekerja dalam team. Dalam sebuah penerapannya manajemen memiliki subyek dan obyek. Subyek adalah orang yang mengatur sedangkan obyek adalah yang diatur.
Secara etimologi manajemen disadur dari bahasa Perancis Kuno yaitu ménagement yang artinya adalah seni melaksanakan serta mengatur. Dari asal usul katanya saja sudah dapat kita terka bahwa sebenarnya manajemen adalah sebuah seni. Mengapa seni? Simple, karena jika kita sudah memasuki dunia manajemen maka kita akan menemukan keindahannya. Bukankah seni itu indah?
Dan berikut pengertian manajemen menurut ahli :
Menurut Mary Parker Follet, pengertian manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain, seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
Menurut Ricky W. Griffin, pengertian manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai rencana, sedangkan efisien artinya tugas dijalankan dengan benar, teroganisir, dan selesai sesuai jadwal.
Ahli ilmu manajemen ini mendefinisikan manajemen sebagai sebuah keahlian yang dimiliki seseorang atau organisasi untuk menggerakkan orang lain agar mau melakukan sesuatu.
Menurut Georger R Terry, arti manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan; perencanaan, pengorganinasian, menggerakkan, dan pengawasan. Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Pengertian manajemen Menurut Oey Liang Lee adalah ilmu atau seni dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian terhadap sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dan berikut ada 5 fungsi utama manajemen, yaitu :
1.      Planning (Perencanaan)
Proses ini untuk menentukan tujuan dari perusahaan/organisasi dalam bentuk visi dan misi baik jangka panjang dan jangka pendek. Selain itu, strategi-strategi yang harus ditempuh juga sudah harus ditentukan dari awal. Supaya, dalam pelaksanaannya akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.      Organizing (Mengorganisasi)
Fungsi ini berguna untuk mengorganisasi/mengatur orang-orang yang ada dalam organisasi/perusahaan tersebut. Supaya, mereka dapat menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan maksimal. Istilah kerennya adalah the right man at the right place.
3.      Staffing (Penempatan)
Tidak jauh berbeda dengan organizing, staffing ini lebih luas. Kalau organizing lebih ke memanajemen sumber daya manusia sedangkan staffing lebih ke sumber daya secara umum. Misalkan, peralatan dan inventaris yang dimiliki.
4.      Coordinating (Mengkoordinasi)
Coordinating ialah fungsi yang bertujuan untuk meningkatkan efisensi dan efektifitas kinerja, membuat suasana dalam lingkungan kerja menjadi dinamis, sehat, nyaman, dan lain sebagainya. Fungsi ini diemban ditangan manajer, jadi manajer memiliki fungsi utama untuk mengkoordinasi bawahannya supaya dapat meningkatkan performa kerja masing-masing.
5.      Controlling (Mengontrol)
Ini adalah fungsi terakhir manajemen, setelah semuanya dilakukan maka langkah terakhir adalah mengontrolnya. Dalam fungsi ini terdapat elemen-elemen penting, misalkan evaluasi dan pembuatan kebijakan baru. Fungsi controlling ini penting, supaya kinerja orang-orang didalamnya tidak menurun minimal standard kalau bisa ya meningkat.
Dan setelah kita membahas pengertian manajemen beserta fungsinya, sekarang saatnya kita membahas tentang reputasi.
Reputasi adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan  bersama Balai Pustaka, 1994)
Reputation: the opinion that people in general have about what samebody/something is alike.  (OXFORD Advanced Learner's Dictionary, 1995)
Terjemahan bebasnya, pendapat orang-orang pada umumnya tentang apa atau bagaimana seseorang/ sesuatu diserupakan atau disamakan.
Berdasarkan kamus, reputasi diartikan sebagai nama baik.  Nama baik tersebut bukan kita yang menyematkan namun orang lain yang telah memberikan penilaian tentang kita. Dengan kata lain, 'reputasi kita baik' bukan kita yang menilai tapi orang lain yang menilai setelah melihat perbuatan kita.   
Dalam public relations (PR) reputasi adalah sebuah konsep yang sulit didefinisikan secara tegas. Reputasi adalah intangible asset yang sulit diukur dan dijelaskan keberadaannya karena reputasi bukan sebuah produk yang dapat dilihat. Meski demikian keberadaan reputasi yang baik dapat memperkuat posisi perusahaan ketika berhadapan dengan pesaing.
Beberapa kalangan menganggap reputasi sama dengan image perusahaan, sedangkan kalangan yang lain menyebut bahwa reputasi memiliki perbedaan dengan image. Kennedy (1977) dalam Gotsi dan Wilson (2001) menyatakan bahwa image memiliki kesamaan dengan reputasi karena perusahaan pun membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk sebuah image. Sehingga perdebatan mengenai definisi image dan reputasi tidak diperlukan, selama publik dapat memahami konteks dalam memahami kedua konsep tersebut.
Dalam persepsi publik, citra perusahaan terbentuk dari asosiasi antara perusahaan sebagai subjek dan atribut- atributnya (citra baik atau buruk, berkualitas atu tidak berkualitas, peduli lingkungan, bertanggung jawab dan sebagainya). Menurut Dr. AB Susanto, akumulasi dari citra perusahaan akan membentuk reputasi perusahaan yang bermakna bagi perusahaan itu sendiri.
Jadi berdasarkan pemahaman yang sudah dipaparkan di atas maka yang dimaksud dengan manajemen reputasi PR digital adalah segala bentuk upaya atau seni dalam membentuk, mempertahankan dan mengembangkan nilai terhadap sebuah perusahaan yang dilakukan oleh seorang praktisi PR memlalui media digital.
Berikut adalah tahapan dalam Manajeman Reputasi (Osborne)
a)      Analisis Reputasi: SWOT terhadap stakeholders
b)      Perencanaan Strategis: SWOT terhadap lingkungan eksternal & internal organisasi
c)      Stakeholders Relations: Menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks PR dan Media Relations
d)     Pemantauan Media:
e)      Tabulasi berita
f)       Analisis berita
g)      Berita dari organisasi
h)      Identifikasi pesan organisasi yang diberitakan
i)        Menilai isu tertentu yang menjadi perhatian media
j)        Menilai reaksi stakeholders terhadap berita yang disiarkan media
k)      Pelatihan media pada staff PR
l)        Menyusun Materi Komunikasi
m)    Media relations
n)      Government Relations
o)      Manajemen Isu dan Manajemen Krisis
Demikian penjelasan tentang manajemen PR digital beserta fungsi dan tahapan yang harus dilakukan seorang praktisi PR dalam sebuah perusahaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Referensi


Selasa, 05 Desember 2017

INTERAKTIF PR DIGITAL


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia interaktif adalah bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif.
Interaktif adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Interaktif memiliki arti dalam bidang ilmu komputer. Interaktif memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga interaktif dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Interaktif juga berarti suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.
Dan yang dimaksud dengan interaksi PR digital adalah segala bentuk hubungan timbal balik yang terjadi antara komunikator dan komuikan atau penyampai dan penerima pesan yang saling berhubungan melalui media digital.
Interaktif yang terjadi dalam dunia digital sedikit berbeda dengan interaktif yang terjadi secara langsung, karena interaktif secara digital adalah sebuah hubungan timbal balik yang terjadi melalui media dan bisa saja tidak berespon secara langsung atau dalam makna lain membutuhkan waktu. Namun interaktif digital sangat memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan/instansi dan dalam mendukung kinerja humasnya. Interaktif secara digital mampu menyebar luas sampai kemanapun, asalkan ada jaringan internet.
Interaktif PR digital bermanfaat dalam banyak hal, salah satunya adalah dalam mengetahui kebutuhan dan tanggapan khalayak atau konsumen terhadap produk, jasa atau bahkan perusahaan itu sendiri. Dan respon dari khalayak itu yang akan menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan atau instansi dalam mengambil setiap keputusan dalam pembentukan kebijakan untuk menjadikan perusahaan atau instansi itu semakin berkiprah atau semakin diminati oleh khalayak.
Interaktif PR digital bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata, karena era informasi dan komunikasi sudah semakin berkembang dan kebutuhan akan keterbukaan informasi sebuah perusahaan atau instansi sangat dikedepankan. Sebuah perusahaan yang tidak mampu untuk melakukan interaktif dengan khalayak maka akan sulit bahkan tidak mampu untuk bersaing dalam perkembangan zaman ini.
Seorang PR dituntut mampu memberikan sesuatu yang bisa memancing khalayak untuk memberikan feedback terhadap perusahaan/instansi. Dan salah satu cara terbaik adalah dengan media digital. Meskipun ada banyak kelemahan juga dalam media digital ini tetapi jika mampu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka dapat menunjang keberlangsungan hidup sebuah perusahaan/instansi.
Interaksi yang aktif atau interaktif menjadi momok yang menakutkan sekaligus menyenangkan. Mengapa demikian? Karena jika interaksi yang aktif itu tidak dapat didukung dengan baik oleh skil dari seorang praktisi PR perusahaan/instansi maka interaktif itu juga yang akan menghancurkan perusahaan/instansi itu. Namun interaktif dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan bila sudah di dukung dengan kinerja praktisi PR yang profesional. Karena interaktif bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan/instansi.
Oleh sebab itu seorang praktisi PR sangat di tuntut untuk dapat menguasai media digital dengan baik agar dapat menghasilkan interaktif yang baik dan maksimal juga.
Referensi





Senin, 04 Desember 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN PESAN


Pada artikel ini kita akan membahas apa yang dimaksud dengan strategi pengembangan pesan dan apa yang menjadi tips/trik dalam pengembangan pesan itu sendiri agar dapat menjadi pesan yang memiliki nilai jal yang tinggi.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang tema kita di atas maka terlebih dahulu kita harus memahami kata demi kata dan kemudian baru merangkum dan mendefinisikannya sesuai dengan pengertian yang sesungguhnya.
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang apa yang dimaksud dengan strategi, oleh sebab itu kita langsung saja masuk kepada pembahasan apa yang dimaksud dengan pengembangan.
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2002 : 538).
Menurut  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  18  Tahun  2002 Pengembangan   adalah   kegiatan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi   yang bertujuan memanfaatkan kaidah  dan  teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya   untuk   meningkatkan   fungsi,   manfaat,   dan   aplikasi   ilmu pengetahuan  dan  teknologi  yang  telah  ada,  atau  menghasilkan  teknologi  baru.
Menurut  Seels  &  Richey (Alim  Sumarno,  2012) pengembangan  berarti proses   menterjemahkan   atau   menjabarkan   spesifikasi   rancangan   kedalam  bentuk  fitur  fisik. Pengembangan  secara khusus  berarti  proses  menghasilkan bahan-bahan  pembelajaran. Sedangkan  menurut  Tessmer  dan  Richey (Alim Sumarno,  2012) pengembangan memusatkan  perhatiannya  tidak  hanya pada analisis kebutuhan,  tetapi  juga  isu-isu  luas  tentang  analisis  awal-akhir,  seperti analisi   kontekstual.
Pengembangan secara  umum  berarti  pola pertumbuhan,  perubahan  secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.
Sedangkan pengertian pesan adalah : perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh sumber–encoder”. (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan.
Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan (Cangara, 2006 : 23).
Pengertian pesan itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendy adalah merupakan terjemahan dari bahasa asing “message” yang artinya adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. (Effendy, 1993)
Sastropoetro (1982:13) memberikan pengertian bahwa pesan (encoding) merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan telah disusun sedemikian rupa, sehingga menghindari timbulnya salah paham.

Pratikto (1987 : 42) mendefinisikan pesan dengan melihat dari bentuknya, yaitu : “Pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi lisan, sedangkan nonverbal adalah komunikasi dengan simbol, isyarat, sentuhan perasaan dan penciuman”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah suatu materi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk gagasan baik verbal maupun nonverbal, untuk menyatakan maksud tertentu sesuai dengan kebutuhan orang lain berkenaan dengan manfaat dan kebutuhannya.
Jadi strategi pengembangan pesan adalah sebuah cara kreatif dalam mengembangkan sebuah informasi atau maksud komunikator kepada komunikan agar menjadi sebuah maksud/pesan yang menarik untuk diketahui khalayak.
Dan tentu dalam sebuah strategi ada beberapa hal yang harus atau fatal untuk diperhatikan, berikut penjelasannya.
Untuk menciptakan komunikasi yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan sebaik mungkin, hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pesan yaitu:
1.      Pesan itu harus cukup jelas (clear). Bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2.      Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct). Pesan itu berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak meragukan.
3.      Pesan itu ringkas (concise) tanpa mengurangi arti sesungguhnya.
4.      Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting yang patut diketahui komunikan.
5.      Pesan itu nyata (concrite), dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada dan tidak sekedar kabar angin.
6.      Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.
7.      Pesan itu menarik dan meyakinkan (convinsing). Menarik karena dengan dirinya sendiri menarik dan meyakinkan karena logis.
8.      Pesan itu disampaikan dengan segar.
9.      Nilai pesan itu sangat mantap, artinya isi di dalamnya mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. (Siahaan, 1991)
Supaya pesan komunikasi mencapai sasaran yang dituju, maka diperlukan adanya faktor daya tarik, kejelasan dan kelengkapan yang dipergunakan.
Dikatakan oleh Schramm, untuk menciptakan daya tarik, pesan hendaknya dirancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa dan dilandasi upaya membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara memperoleh kebutuhan tersebut (Effendy, 1985).
Faktor daya tarik pesan berkaitan dengan motif komunikan. Disini dibutuhkan suatu imbauan pesan yang maksudnya adalah upaya komunikator untuk menyentuh motif yang dapat menggerakkan atau mendorong perilaku komunikan (Rakhmat, 1993).
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:
A. Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
B. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.

C. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja & Wahab,1987:61)
Dengan demikian sebuah strategi menjadi sangat penting dalam pengembangan pesan terkhusus bagi seorang praktisi PR. Bagaimana seorang praktisi PR dapat menaikkan citra perusahaan, memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, atau menjalin relasi dengan khalayak jika pesan yang disampaikan sama sekali tidak menarik bahkan tidak jelas. Oleh sebab itu strategi sangat penting dalam pengembangan sebuah pesan.
Referensi


Senin, 27 November 2017

STRATEGI MEREK


Manusia merupakan makhluk sosial dimana tidak dapat hidup sendiri serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin berkembang. Salah satu sarananya adalah dengan melakukan komunikasi. Komunikasi adalah aktifitas dasar yang dilakukan manusia, dimana manusia dapat saling berhubungan dan saling bertukar informasi. Dengan komunikasi, manusia dapat saling mengutarakan informasi, ide, opini perasaan, pengetahuan dan sebagainya sehingga terjadinya timbal balik (feedback). Dengan adanya komunikasi, kegiatan-kegiatan manusia dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut membuat komunikasi menjadi aspek yang penting dalam kehidupan manusia.
Memasuki era globalisasi saat ini ternyata semakin banyak perusahaan baru yang berdiri, baik itu perusahaan yang besar atau yang kecil. Hal tersebut membuat persaingan antar perusahaan semakin kuat, baik bersaing dengan perusahaan baru lainnya, dan bersaing dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Diperlukan suatu strategi yang dapat membuat perusahaan tersebut maju dan dikenal oleh publik. Merek merupakan salah satu faktor pendukung yang berperan penting dalam membentuk citra perusahaan di mata konsumen. Merek merupakan sesuatu yang tentunya tidak asing di telinga kita, karena merek menjadi salah satu pertimbangan penting ketika kita akan membeli suatu produk.
Lamb (2001) berpendapat bahwa “Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”(hlm.421).
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), “Merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produk-produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa”(hlm.19). Perbedaan tersebut bisa bersifat rasional dan tangible( terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional danintangible (berkenaan dengan representasi merek).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa merek  adalah suatu nama, istilah, simbol, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya yang digunakan untuk mengidentifikasikan produk dan membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.  

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), Merek bermanfaat bagi produsen, sebagai:
1.                  Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.  
2.                  Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 
3.                  Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 
4.                  Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 
5.                  Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 
6.                  Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang(hlm.20).
Menurut Kotler dalam Kismono (2001), merek dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu:
1.                  Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan.  
2.                  Brand mark adalah suatu simbol atau desain yang digunakan untuk memberikan identitas pada produk atau untuk membedakannnya dengan produk lain.
3.                  Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk fisik atau sifat manusia(hlm.335).

Merek merupakan strategi jangka panjang yang memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi si pemilik merek. Merek juga merupakan suatu tanda pembeda atas barang atau jasa dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai tanda pembeda maka merek dalam satu klasifikasi barang atau jasa, tidak boleh memiliki persamaan antara satu dengan yang  lainnya. Merek atas barang lazim disebut sebagai merek dagang yaitu merek yang digunakan/ditempelkan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum.
Merek tidak dapat memiliki pengaruh yang baik dan menghasilkan tujuan dengan masksimal bila tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang. Dan perencanaan dalam perancangan dan pelaksanaan merek ini disebut strategi merek. Lantas apa yang dimaksud dengan strategi? Berikut kita pahami apa yang dimaksud dengan strategi itu.  
Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurutnya strategi senantiasa berorientasi kepada cara dan hasil akhir. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah cara atau konsep dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008). Anthony, Parrewe dan Kacmar menambahkan bahwa misi dan tujuan organisasi yang di formulasikan dengan penuh pertimbangan adalah sebuah strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah penggabungan beberapa unsur pendukung keberhasilan yang dijadikan pedoman melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Jadi setelah memahami apa itu strategi dan merek maka kita akan melihat secara kesatuan apa yang dihasilkan sebuah strategi merek itu sendiri? Dan apa manfaatnya bagi sebuah perusahaan.
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian yaitu:
1.                  Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.
2.                  Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.  
3.                  Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 
4.                  Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu.  
5.                  Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.
6.                  Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Menurut Shimp (2003), nama yang dipilih untuk suatu merek harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1.                  Mempengaruhi kecepatan konsumen dalam menyadari suatu merek. 
2.                  Mempengaruhi citra merek. 
3.                  Memainkan peran penting dalam pembentukan ekuitas merek
Dalam kegiatan mempromosikansuatu merek, atribut merek saja tidak cukup. Pertama karena konsumen tidak akan tertarik pada atribut merek bila dibandingkan dengan manfaat merek, kedua pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut, dan yang ketiga atribut yang sekarang mungkin nanti di kemudian hari akan kurang bernilai, sehingga merugikan merek yang terlalu terikat pada atribut tersebut.
Menurut Freddy Rangkuti (2002), merek bila dilihat dari sudut pandang konsumen, akan mempermudah pembelian. Merek membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk tersebut.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan, karena merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan pada suatu display. Merek juga dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan dengan produk-produk sejenis yang berbeda.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, terminologi, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing.
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Oleh sebab itu strategi yang tepat sangat diperlukan bagi sebuah merek.

Referensi
Effendy, Onong Uchan.2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :  PT
Remaja Rosdakarya.


Selasa, 21 November 2017

STRATEGI KOMUNIKASI PR DIGITAL



Dalam upaya untuk memberikan sudut pandang positif kepada masyarakat, sebuah instansi/perusahaan harus memiliki strategi kehumasan yang memadai sehingga hubungan kepada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal menjadi baik dan harmonis.
            Citra baik sebuah instansi/perusahaan adalah hal yang mutlak penting bagi keberlangsungan instansi/perusahaan itu sendiri, dan citra baik itu tentu tidak dapat tercipta dengan sendiri tanpa adanya upaya dari instansi/perusahaan tersebut dalam membangun citra baik yang mereka inginkan. Dan praktisi humas dalam sebuah instansi/perusahaan adalah sebuah praktisi yang harus bekerja keras akan hal ini sebab humas memiliki fungsi yang salah satunya adalah membangun citra/nama baik lembaga tempat dimana dia bekerja.
Konsep Strategi Komunikasi Humas
Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurutnya strategi senantiasa berorientasi kepada cara dan hasil akhir. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah cara atau konsep dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008). Anthony, Parrewe dan Kacmar menambahkan bahwa misi dan tujuan organisasi yang di formulasikan dengan penuh pertimbangan adalah sebuah strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah penggabungan beberapa unsur pendukung keberhasilan yang dijadikan pedoman melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya kita akan memahami pengertian komunikasi. Dalam buku Pengantar Ilmu komunikasi karangan Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc dikatakan bahwa David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial, yang berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, serta mengetahui keberadaan diri sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.
Dan dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.
Dari definisi strategi dan komunikasi sekarang kita akan melihat definisi public relations atau yang biasa disebut humas. Definisi Public Relations Menurut Public Relations Society Of America (PRSA) yang dikutip dari Lattimore, Baskin, Heiman dan Toth (2010, p.4) bahwa Public Relations merupakan sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi.
Sedangkan humas menurut Frank Jefkins (2004:10), adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik yang sifatnya internal (ke dalam) maupun yang sifatnya eksternal (ke luar), antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Setelah membahas tentang strategi komunikasi dan humas sekarang kita akan melihat definisi strategi komunikasi humas itu sendiri. Menurut Mohr dan Nevin mendefinisikan sebuah strategi komunikasi sebagai penggunaan kombinasi faset-faset komunikasi dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi komunikasi dan saluran komunikasi (Kulvisaechana, 2001 : 17-18).
Sedangkan Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :
“strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).
Dari beberapa konsep diatas dapat kita simpulkan bahwa strategi komunikasi humas adalah segala upaya dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui kinerja humas di dalam sebuah perusahaan/instansi yang di tuangkan dalam rencana yang dibuat dengan penuh pertimbangan akan konsep komunikasi.
Model Strategi Komunikasi Humas
            Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi teori yang memadai baiknya untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yaitu cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” komponen komunikasi yang berkolerasi secara fungsional pada paradigma Lasswell itu merupakan jawaban pertanyaan yang diajukan.
- Who                                                  Siapa                                       : Komunikator
- Says What                                         Mengatakan apa                      : Pesan
- In Which Channel                             Melalui saluran apa                 : Media
- To Whom                                          Kepada siapa                           : Komunikan
- With What Effect                             Dengan efek apa                     : Efek
1.      Who ( Komunikator ) Dalam proses komunikasi ada komunikator, yaitu orang yang mengirim dan menjadi sumber informasi dalam segala situasi. Penyampaian informasi yang dilakukan dapat secara sengaja maupun tidak sengaja.
  1. Says What ( Pesan ) Komunikator menyampaikan pesan-pesan kepada sasaran yang dituju. Pesan yaitu sesuatu yang dikirimkan atau yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dapat secara langsung maupun tidak langsung dan dapat bersifat verbal maupun non verbal.
3.      In Which Channel ( Media yang digunakan ) Dalam menyampaikan pesan-pesannya, komunikator harus menggunakan media komunikasi yang sesuai keadaan dan pesan disampaikan. Adapun media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
  1. To Whom ( Komunikan ) Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang merupakan sasaran pengiriman seseorang yang dalam proses komunikasi ini sebagai penerima pesan, Dalam hal ini komunikator harus cukup mengenal komunikan yang dihadapinya sehingga nantinya diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal dari pesan yang disampaikan.
5.      With What Effect ( Efek ) Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikasi ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi. Dengan berpolakan formula Lasswell itu, komunikasi didefinisikan sebagai “proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang menimbulkan efek”.(Effendy, 1991 : 68)

            Kelima variabel ini akan digunakan untuk mengkaji tentang strategi komunikasi humas dalam upaya pelaksanaan visi dan misi instansi/perusahaan.
Daftar Pustaka               
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa
Rekatama Media : Bandung
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia). Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Rumanti, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Jakarta :
Grasindo
Ruslan, Rosadi. (2014). Manajemen Public Relations Dan Media Komunnikasi
Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchan.2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :  PT

Remaja Rosdakarya.

MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL

Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat ...