Senin, 27 November 2017

STRATEGI MEREK


Manusia merupakan makhluk sosial dimana tidak dapat hidup sendiri serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin berkembang. Salah satu sarananya adalah dengan melakukan komunikasi. Komunikasi adalah aktifitas dasar yang dilakukan manusia, dimana manusia dapat saling berhubungan dan saling bertukar informasi. Dengan komunikasi, manusia dapat saling mengutarakan informasi, ide, opini perasaan, pengetahuan dan sebagainya sehingga terjadinya timbal balik (feedback). Dengan adanya komunikasi, kegiatan-kegiatan manusia dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut membuat komunikasi menjadi aspek yang penting dalam kehidupan manusia.
Memasuki era globalisasi saat ini ternyata semakin banyak perusahaan baru yang berdiri, baik itu perusahaan yang besar atau yang kecil. Hal tersebut membuat persaingan antar perusahaan semakin kuat, baik bersaing dengan perusahaan baru lainnya, dan bersaing dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Diperlukan suatu strategi yang dapat membuat perusahaan tersebut maju dan dikenal oleh publik. Merek merupakan salah satu faktor pendukung yang berperan penting dalam membentuk citra perusahaan di mata konsumen. Merek merupakan sesuatu yang tentunya tidak asing di telinga kita, karena merek menjadi salah satu pertimbangan penting ketika kita akan membeli suatu produk.
Lamb (2001) berpendapat bahwa “Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”(hlm.421).
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), “Merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produk-produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa”(hlm.19). Perbedaan tersebut bisa bersifat rasional dan tangible( terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional danintangible (berkenaan dengan representasi merek).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa merek  adalah suatu nama, istilah, simbol, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya yang digunakan untuk mengidentifikasikan produk dan membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.  

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), Merek bermanfaat bagi produsen, sebagai:
1.                  Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.  
2.                  Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 
3.                  Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 
4.                  Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 
5.                  Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 
6.                  Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang(hlm.20).
Menurut Kotler dalam Kismono (2001), merek dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu:
1.                  Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan.  
2.                  Brand mark adalah suatu simbol atau desain yang digunakan untuk memberikan identitas pada produk atau untuk membedakannnya dengan produk lain.
3.                  Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk fisik atau sifat manusia(hlm.335).

Merek merupakan strategi jangka panjang yang memiliki nilai ekonomis bagi konsumen maupun bagi si pemilik merek. Merek juga merupakan suatu tanda pembeda atas barang atau jasa dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai tanda pembeda maka merek dalam satu klasifikasi barang atau jasa, tidak boleh memiliki persamaan antara satu dengan yang  lainnya. Merek atas barang lazim disebut sebagai merek dagang yaitu merek yang digunakan/ditempelkan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang, atau badan hukum.
Merek tidak dapat memiliki pengaruh yang baik dan menghasilkan tujuan dengan masksimal bila tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang. Dan perencanaan dalam perancangan dan pelaksanaan merek ini disebut strategi merek. Lantas apa yang dimaksud dengan strategi? Berikut kita pahami apa yang dimaksud dengan strategi itu.  
Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurutnya strategi senantiasa berorientasi kepada cara dan hasil akhir. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah cara atau konsep dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008). Anthony, Parrewe dan Kacmar menambahkan bahwa misi dan tujuan organisasi yang di formulasikan dengan penuh pertimbangan adalah sebuah strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah penggabungan beberapa unsur pendukung keberhasilan yang dijadikan pedoman melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Jadi setelah memahami apa itu strategi dan merek maka kita akan melihat secara kesatuan apa yang dihasilkan sebuah strategi merek itu sendiri? Dan apa manfaatnya bagi sebuah perusahaan.
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian yaitu:
1.                  Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.
2.                  Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.  
3.                  Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 
4.                  Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu.  
5.                  Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.
6.                  Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Menurut Shimp (2003), nama yang dipilih untuk suatu merek harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1.                  Mempengaruhi kecepatan konsumen dalam menyadari suatu merek. 
2.                  Mempengaruhi citra merek. 
3.                  Memainkan peran penting dalam pembentukan ekuitas merek
Dalam kegiatan mempromosikansuatu merek, atribut merek saja tidak cukup. Pertama karena konsumen tidak akan tertarik pada atribut merek bila dibandingkan dengan manfaat merek, kedua pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut, dan yang ketiga atribut yang sekarang mungkin nanti di kemudian hari akan kurang bernilai, sehingga merugikan merek yang terlalu terikat pada atribut tersebut.
Menurut Freddy Rangkuti (2002), merek bila dilihat dari sudut pandang konsumen, akan mempermudah pembelian. Merek membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk tersebut.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan, karena merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan pada suatu display. Merek juga dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan dengan produk-produk sejenis yang berbeda.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, terminologi, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing.
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Oleh sebab itu strategi yang tepat sangat diperlukan bagi sebuah merek.

Referensi
Effendy, Onong Uchan.2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :  PT
Remaja Rosdakarya.


Selasa, 21 November 2017

STRATEGI KOMUNIKASI PR DIGITAL



Dalam upaya untuk memberikan sudut pandang positif kepada masyarakat, sebuah instansi/perusahaan harus memiliki strategi kehumasan yang memadai sehingga hubungan kepada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal menjadi baik dan harmonis.
            Citra baik sebuah instansi/perusahaan adalah hal yang mutlak penting bagi keberlangsungan instansi/perusahaan itu sendiri, dan citra baik itu tentu tidak dapat tercipta dengan sendiri tanpa adanya upaya dari instansi/perusahaan tersebut dalam membangun citra baik yang mereka inginkan. Dan praktisi humas dalam sebuah instansi/perusahaan adalah sebuah praktisi yang harus bekerja keras akan hal ini sebab humas memiliki fungsi yang salah satunya adalah membangun citra/nama baik lembaga tempat dimana dia bekerja.
Konsep Strategi Komunikasi Humas
Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurutnya strategi senantiasa berorientasi kepada cara dan hasil akhir. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa strategi adalah sebuah cara atau konsep dalam mencapai sebuah tujuan dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 2008). Anthony, Parrewe dan Kacmar menambahkan bahwa misi dan tujuan organisasi yang di formulasikan dengan penuh pertimbangan adalah sebuah strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah penggabungan beberapa unsur pendukung keberhasilan yang dijadikan pedoman melangkah demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya kita akan memahami pengertian komunikasi. Dalam buku Pengantar Ilmu komunikasi karangan Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc dikatakan bahwa David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial, yang berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, serta mengetahui keberadaan diri sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.
Dan dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.
Dari definisi strategi dan komunikasi sekarang kita akan melihat definisi public relations atau yang biasa disebut humas. Definisi Public Relations Menurut Public Relations Society Of America (PRSA) yang dikutip dari Lattimore, Baskin, Heiman dan Toth (2010, p.4) bahwa Public Relations merupakan sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi.
Sedangkan humas menurut Frank Jefkins (2004:10), adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik yang sifatnya internal (ke dalam) maupun yang sifatnya eksternal (ke luar), antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Setelah membahas tentang strategi komunikasi dan humas sekarang kita akan melihat definisi strategi komunikasi humas itu sendiri. Menurut Mohr dan Nevin mendefinisikan sebuah strategi komunikasi sebagai penggunaan kombinasi faset-faset komunikasi dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi komunikasi dan saluran komunikasi (Kulvisaechana, 2001 : 17-18).
Sedangkan Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :
“strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).
Dari beberapa konsep diatas dapat kita simpulkan bahwa strategi komunikasi humas adalah segala upaya dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui kinerja humas di dalam sebuah perusahaan/instansi yang di tuangkan dalam rencana yang dibuat dengan penuh pertimbangan akan konsep komunikasi.
Model Strategi Komunikasi Humas
            Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi teori yang memadai baiknya untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yaitu cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” komponen komunikasi yang berkolerasi secara fungsional pada paradigma Lasswell itu merupakan jawaban pertanyaan yang diajukan.
- Who                                                  Siapa                                       : Komunikator
- Says What                                         Mengatakan apa                      : Pesan
- In Which Channel                             Melalui saluran apa                 : Media
- To Whom                                          Kepada siapa                           : Komunikan
- With What Effect                             Dengan efek apa                     : Efek
1.      Who ( Komunikator ) Dalam proses komunikasi ada komunikator, yaitu orang yang mengirim dan menjadi sumber informasi dalam segala situasi. Penyampaian informasi yang dilakukan dapat secara sengaja maupun tidak sengaja.
  1. Says What ( Pesan ) Komunikator menyampaikan pesan-pesan kepada sasaran yang dituju. Pesan yaitu sesuatu yang dikirimkan atau yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dapat secara langsung maupun tidak langsung dan dapat bersifat verbal maupun non verbal.
3.      In Which Channel ( Media yang digunakan ) Dalam menyampaikan pesan-pesannya, komunikator harus menggunakan media komunikasi yang sesuai keadaan dan pesan disampaikan. Adapun media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
  1. To Whom ( Komunikan ) Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang merupakan sasaran pengiriman seseorang yang dalam proses komunikasi ini sebagai penerima pesan, Dalam hal ini komunikator harus cukup mengenal komunikan yang dihadapinya sehingga nantinya diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal dari pesan yang disampaikan.
5.      With What Effect ( Efek ) Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikasi ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi. Dengan berpolakan formula Lasswell itu, komunikasi didefinisikan sebagai “proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang menimbulkan efek”.(Effendy, 1991 : 68)

            Kelima variabel ini akan digunakan untuk mengkaji tentang strategi komunikasi humas dalam upaya pelaksanaan visi dan misi instansi/perusahaan.
Daftar Pustaka               
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa
Rekatama Media : Bandung
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia). Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Rumanti, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Jakarta :
Grasindo
Ruslan, Rosadi. (2014). Manajemen Public Relations Dan Media Komunnikasi
Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchan.2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :  PT

Remaja Rosdakarya.

Selasa, 14 November 2017

MEDIA SOSIAL PR DIGITAL



MEDIA SOSIAL PR DIGITAL
Definisi Media Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media sosial diartikan sebagai laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat dalam jejaring sosial.
Definisi Media Sosial Menurut Para Ahli :
McGraw Hill Dictionary – Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.
Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012) – Media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain.
B.K. Lewis (2010) – Media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan.
Jadi dari pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Media sosial merupakan media online, dengan para penggunanya yang bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi dalam media sosial  tersebut.
Lantas bagaimana sejarah perkembangan media sosial dan apa saja macam-macam media sosial itu?
Sejarah Perkembangan Media Sosial
Media sosial dimulai pada era 1970-an dan dua dekade kemudian, ketika ditemukannya sistem papan buletin yang memungkinkan untuk berhubungan dengan orang lain baik menggunakan surat elektronik ataupun mengunduh perangkat lunak, dan semua hal itu dilakukan saat saluran telepon masih terhubung dengan modem.
Kemudian pada tahun 1995, Lahirlah situs GeoCities yang melayani Web Hosting atau penyimpanan data website agar halaman tersebut dapat diakses di mana saja.
Dan pada tahun 1997 hingga 1999 muncul sosial media pertama yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Setelah itu muncullah situs untuk membuat blog pribadi yaitu Blogger yang kini cukup terkenal bagi orang-orang yang suka menulis. Blogger hadir atas dasar ketidakpuasan orang-orang akan situs yang hanya bisa menyimpan data website, dan karena kebutuhan manusia akan situs yang dapat menulis secara pribadi, maka lahirlah Blogger.
Lalu tahun 2002, Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Tahun 2003 dan selanjutnya muncullah media sosial lainnya, seperti: LinkedIn, MySpace, Twitter, Wiser, Google+, dan lain sebagainya.
Berdirinya LinkedIn pada tahun 2003 tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang. Dan kemudian MySpace juga hadir pada tahun 2003, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya, sehingga mspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.
Facebook hadir pada tahun 2004, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
Kemudian Twitter hadir pada tahun 2006, situs jejaring sosial ini berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini dibatasi hanya sebanyak 140 karakter.
Pada tahun 2007 hadirlah Wiser, situs jejaring social ini pertama kali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.
Dan baru pada tahun 2011 hadirlah Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu baru google+ di luncurkan secara umum.
Demikianlah sejarah perkembangan media sosial dan masih terus berkembang dengan pesat sampai saat ini.
Macam-macam Media Sosial
            Ada sangat banyak media sosial sampai saat ini dan akan terus berkembang seiiring perkembangan zaman. Dan grafik lingkaran ini dapat menggambarkan beberapa situs media sosial yang paling populer di dunia.
Fungsi Media Sosial
            Media sosial saat ini memiliki pengaruh besar dalam pembentukan pola perilaku masyarakat dan juga dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapun fungsi media sosial tersebut adalah sebagai berikut: 
  • Media sosial berfungsi untuk memperluas interaksi sosial manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web. 
  • Media sosial juga berfungsi mentransformasi praktik komunikasi searah dari satu institusi media ke banyak audience (one to many) ke dalam praktik komunikasi dialogis antara banyak audience (many to many). 
  • Media sosial juga sangat mendukung demokratisasi pengetahuan dan juga informasi. Mentranformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri. 
Penjabaran fungsi media sosial di atas hanya sebagian dari banyaknya fungsi media sosial itu sendiri.
Hubungan Media Sosial dan PR Digital
            Media sosila memiliki hubungan yang sangat erat dengan PR Digital, dimana PR Digital sendiri sangat membutuhkan media sosial dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab nya.
            PR masa kini bukan hanya harus handal berhubungan dengan masyarakat, termasuk media, tetapi juga dituntut menguasai hubungan langsung dengan konsumen. Dan karakter dalam dunia maya sudah pasti tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau industri media atau karakter yang standar.
            Public Relations yang menggunakan media sosial bisa mendapatkan feedback secara lagsung dari para konsumen, sehingga itu dapat menjadi sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar inginkan dan apa yang relevan dengan mereka, dan juga jika hal itu dimanfaatkan dengan baik maka pihak–pihak yang terhubung dengan perusahaan itu akan merasakan manfaat pentingnya.
Melalui media sosial, PR dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten yang diinginkan untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan PR untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
Dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
PR juga dapat menggunakan media sosial dalam pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif dimana posisi pasar perusahaan saat itu.
Namun dari semua itu yang paling penting adalah seorang PR juga harus memahamai karakteristik media tersebut, yang pasti, perkembangan media sosial telah mengubah pola komunikasi, yaitu dari pola komunikasi yang sebelumnya konvensional, seperti komunikasi dari atas ke bawah, bawah ke atas, dan pola komunikasi massa. Semua itu telah berubah dan ditinggalkan dengan pola yang lebih aktual dan langsung sampai kepada publik.
            Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa social media dapat mempermudah kinerja seorang Public Relations dalam membentuk maupun mempertahankan citra perusahaan. Media sosial ini merupakan cara yang cukup ampuh untuk menarik konsumen mengingat pengguna internet saat ini hampir diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Hal tersebut bisa memberi keuntungan penghematan waktu dan biaya. Akan tetapi sorang PR harus dituntut untuk selalu up-date terhadap segala hal mengenai perkembangan dunia maya ini dan dapat melihat peluang yang baik sehingga sasaran yang dituju pun tepat.


Referensi
pada 2017/11/07

            diakses pada 2017/11/07


2017/11/07


2017/11/08


MANAJEMEN REPUTASI PR DIGITAL

Dalam sebuah perusahaan kata manajemen dan reputasi sangatlah tidak asing kita dengar, bahkan kedua kata ini menjadi sesuatu yang sangat ...